Pada pekerjaan waterproofing, banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Salah satunya adalah chamfer.
Apa itu chamfer ?
chamfer adalah menutup sudut pertemuan antara dinding dan lantai dengan tujuan mengurangi resiko kegagalan aplikasi waterproofing. Ukurannya antara 3 cm 5 cm
Kalau pada pekerjaan keramik, chamfer dapat disebut juga hospital plint. Pada pekerjaan epoxy, sering juga disebut curving. Intinya pekerjaan ini menutup sudut pertemuan dinding dan lantai agar tidak membentuk sudut yang terlalu tajam.
Fungsi chamfer
Area sudut pertemuan antara lantai dan dinding yang membentuk sudut 90 derajat dapat menyebabkan material waterproofing patah sehingga berpotensi menyebabkan bocor.
Selain itu, bagian sudut akan membuat lemah lapisan waterproofing. Waterproofing akan mudah terlepas.
Pada sudut pertemuan dinding dan lantai tersebut sering kali terjadi retak.
chamfer inilah yang berfungsi menutup area retak sekaligus menghilangkan sudut 90 derajat. Sehingga material waterproofing dapat merekat sempurna.
Material Yang digunakan untuk membuat chamfer
Material dapat berupa campuran semen dan pasir atau bisa juga diganti dengan beton instan. Untuk hasil yang lebih rapi, sebaiknya gunakan campuran semen dan pasir. Perbandingannya sama seperti adukan membuat plesteran.
Melihat dari fungsi chamfer, rasanya sangat penting dilakukan agar mendapatkan hasil pemasangan waterproofing yang maksiimal. Selain itu, material yang digunakan tidak terlalu mahal. Sebanding dengan hasil yang didapatkan
Sebelum aplikasi waterproofing, pastikan chamfer yang dibuat sudah kering sempurna. Sebaiknya lebih dari 2 hari agar didapatkan beton yang benar-benar kering sehingga material waterproofing dapat merekat sempurna.
Jika dipaksakan pasang waterproofing saat chamfer belum kering, maka material waterproofing tidak dapat merekat dengan baik. Malah menimbulkan resiko bocor lebih besar.
Semoga postingan tentang chamfer ini bermanfaat dan jangan lupa bagikan postingan ini agar informasi ini bisa bermanfaat untuk orang banyak.